Pemkot Kendari Upayakan Tekan Inflasi

69

KENDARI,  – Bank Indonesia bersama Pemerintah Kota Kendari gelar High Level Meeting Tim Pemantau dan Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kota Kendari di Aula Wakatobi Gedung BI Lantai 4, Jumat (21/10).

Rapat Koordinasi yang dihadiri Pj. Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu., AP., M.Si bersama Sekretaris Daerah Kota Kendari Dr. Drs. Ridwansyah Taridala, M.Si ini, meminta untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam rangka penyelesaian hambatan dan permasalahan yang dihadapi dalam pengendalian inflasi di Kota Kendari.

“Untuk pengendalian inflasi secara langsung saya sudah sampaikan untuk melakukan langkah-langkah real, contohnya seperti melalui pasar tani, pasar murah, dan kemudian perlu kita melakukan survei kembali.” katanya.

Lanjut Asmawa, mengatakan, data terakhir menunjukkan adanya kenaikan inflasi, pihaknya tetap berupaya untuk menurunkan angka inflasi tersebut.

Pemkot Kendari selalu bersinergi dengan pihak terkait seperti perbankan dan OJK untuk mengurangi inflasi tersebut. Salah satu agenda Pemkot Kendari untuk mengurangi angka inflasi ini dengan menggelar pasar murah maupun operasi pasar.

“Pasar murah, di pusat kota misalnya, tidak hanya di MTQ tapi akan kita agendakan secara berkala di kecamatan bahkan hingga di kelurahan-kelurahan, sehingga bisa memperpendek rentang kendali antara distribusi dengan konsumen. Termasuk ada harga yang bisa kita tekan,” kata Pj wali kota.

Kepala BI Perwakilan Sultra Doni Septadijaya mengatakan, sejak 18 Agustus 2022 Indonesia sudah berhati-hati dengan inflasi. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengingatkan kepada seluruh daerah, kepala daerah, polda dan stakeholder lainnya untuk berhati-hati dengan inflasi.

Ada lima arahan presiden terkait inflasi, pemerintah dapat mengidentifikasi sumber dari inflasi, memperkuat kuat kerjasama antar daerah, mengoptimalkan penggunaan biaya tidak terduga, mempercepat penyerapan APBD.

“Selain Presiden, Mendagri juga menyampaikan beberapa instruksi diantaranya adalah mengaktifkan satgas pangan,” katanya.

Doni Septadijaya menjelaskan, tiga faktor utama pendorong inflasi yaitu akumulasi kenaikan harga minyak dunia dan gas alam yang berpengaruh pada kenaikan harga BBM, siklus kenaikan harga komoditi bawang merah pada periode Oktober – Desember, peningkatan permintaan angkutan udara serta komoditas lainnya pada hari besar keagamaan.

Dan perbaikan mobilitas dan konsumsi masyarakat seiring pelonggaran aktivitas dan penangganan Covid-19 yang semakin membaik serta peningkatan ekspektasi inflasi masyarakat akibat kenaikan harga BBM. (KK)

Komentar Pembaca