Pembongkaran Tugu Peluru di Kelurahan Sawa Banyak Menuai Protes Masyarakat

693

KONAWE UTARA – Pembongkaran tugu peluru peninggalan ABRI masuk desa “AMD MANUNGGAL 1995” di Kelurahan Sawa, Kabupaten Konawe Utara, Propinsi Sulawesi Tenggara banyak menuai kritikan dari warga , khususnya Masyarakat Kelurahan Sawa. Pasalnya, tugu yang dibangun pada tahun 1995 itu memiliki nilai sejarah yang panjang.

Salah satu Tokoh masayarakat di Kelurahan Sawa, Wahyudin Makbur, mengatakan warga Kelurahan Sawa tersentak dengan adanya pembongkaran tugu peluru peninggalan ABRI masuk desa ‘AMD MANUNGGAL 1995’ tersebut. Padahal, kata dia, di dalam grup pesan singkat Whatsapp (WA) sejumlah Tokoh Masyarakat Kelurahan Sawa telah memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Kelurahan Sawa yang juga sebagai pengelola dana kelurahan, agar pembongkaran tugu peninggalan TNI itu tidak dilakukan.

“Namun hal itu tidak diindahkan oleh Pemerintah Kelurahan Sawa, seakan Pemerintah Kelurahan Sawa menutup mata dan telinga untuk mendengarkan aspirasi Masyarakatnya,”katanya.

Lanjut Wahyudin bilang, Sistem pengelolaan dana dan informasi yg buruk menjadi alasan kuat warga kelurahan sawa kecewa kepada pemerintah kelurahan sawa.  

Wahyudin menilai, salah satu kekecewaan masyarakat adalah pembangunan tugu kelurahan yang asas manfaatnya tidak ada, padahal dimusim penghujan seperti sekarang ini banyak warga kelurahan sawa kebanjiran, seharusnya ini menjadi skala prioritas utama, tetapi pemerintah kelurahan sawa lebih sering terpana dan terobsesi dengan pembangunan spektakuler seperti fasilitas fisik pembangunan tugu demi mencari keuntungan besar.

“Masyarakat sangat kecewa oleh sistem pengelolaan dana kelurahan yang tidak transparan, tidak melibatkan masyarakat melalui musyawarah mufakat, Ulah pemerintah kelurahan sawa lebih mementingkan keuntungan pribadi dibanding kepentingan umum”pungkasnya.

Senada dengan Wahyudin, Salah satu Masyarakat di Kelurahan Sawa yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, agar menggunakan Pemerintah Kelurahan Sawa dalam menggunakan Dana Kelurahan sesuai kebutuhan prioritas dan keadilan di tengah masyarakat. Menurutnya pembongkaran tugu peluru peninggalan ABRI masuk desa “AMD MANUNGGAL 1995”  tidak sesuai dengan skala prioritas Kelurahan Sawa.

Pasalnya, masih banyak persoalan yang memang perlu menjadi acuan untuk lebih di utamakan, kalau hanya untuk mengganti itu bisa di tunda, karena masih banyak persoalan yang ada sampai hari ini, salah satunya adalah Penanganan banjir dan drainase di Kelurahan Sawa.

“Kami mengharap agar dalam penggunaan anggaran baik Dana Kelurahan maupun Anggaran Dana Desa (ADD) harus transparan dan sesuai dengan skala priorita. Saat ini lagi musim penghujan, mestinya Pemerintah Kelurahan lebih dahulukan antisipasi Penanganan banjir dan drainase,”ujarnya.

Saat dikonfirmasi terpisah, Selasa (21/7/2022), Lurah Sawa, Alex Johanis, menjelaskan bahwa terkait pembongkaran tugu peluru peninggalan ABRI masuk desa “AMD MANUNGGAL 1995”. Pemerintah Kelurahan Sawa sudah berkordinasi dengan pihak terkait.

Lebih Dalam Alex menggambarkan, rencana pembangunan tugu baru tersebut tidak menghilangkan nilai sejarah tugu sebelumnya, “Warga tidak perlu risau, pasalnya rencana pembangunan tugu baru tersebut nantinya bakal ada prasasti AMD MANUNGGAL 1995 tanpa merubah ukuran dari awalnya,” katanya.

Pembangunan tugu senilai Rp129 juta sudah termasuk dengan pelebaran jalan dan pembangunan 4 titik tapal batas Kelurahan Sawa.

Lanjut Alex menambahkan, terkait penanganan banjir yang masih sering melanda Kelurahan Sawa, pemerintah Kelurahan Sawa sudah merancang penanganan banjir tersebut dan sudah menganggarkan dana untuk itu dan pelaksanaanya dipihak ketigakan.

“Tahun 2022 sudah dianggarkan untuk pembuatan Drainase, tetapi karena musim hujan kita tunda dulu,” tutupnya.

Komentar Pembaca