Dua Personel Polda Sultra Asal Konawe dan Bombana Terpilih Menjadi Pasukan Perdamaian Dunia

624

FPU 4 Minusca adalah Pasukan Perdamaian Dunia, Beroperasi di Lingkungan ‘berisiko tinggi’

KENDARI – Prestasi membanggakan ditorehkan dua personel Polda Sultra asal Kabupaten Konawe dan Kabupaten Bombana terpilih menjadi pasukan perdamaian dunia. Keduanya adalah Bharaka Haswan dan Briptu Reskimei Saputra.

Bharaka Haswan dan Briptu Reskimei Saputra dipercayakan oleh Polri menjadi berangkat ke Republik Afrika Tengah menjadi bagian dari Pasukan PBB dalam misi kemanusiaan

Keduanya nantinya akan bergabung bersama ratusan personel pilihan dari seluruh Polda yang akan diberangkatkan pada pertengahan September 2022.

Bharaka Haswan merupakan seorang Polisi muda asal Desa Lakomea, Kecamatan Anggalomoare, Kabupaten Konawe ini adalan tamatan SMA 1 Negeri Sampara.

Si bungsu dari lima bersaudara ini beharap selama bertugas dalam pelaksanaan misi ini diberikan kesehatan dan kelancaran dalam bertugas untuk menjaga perdamaian diwilayah Afrika Tengah dan dapat mengharumkan nama Indonesia dimata Internasional dan memperkenalkan budaya Sulawesi Tenggara di luar negri.

Sementara Briptu Reski Mei Saputra merupakan Polisi asal Kabupaten Bombana, alumni SMKN 2 Bombana.

Kedua Personel Polda Sultra itu masuk ke dalam kegiatan tersebut, setelah mengikuti seleksi di tingkat Polda, untuk menjadi bagian dari Pasukan FPU 4 MINUSCA ini tidak mudah bersama beberapa rekannya.

Bharaka Haswan dan Briptu Reskimei Saputra harus mengikuti sejumlah seleksi antara lain, kemampuan bahasa Inggris dan bahasa Prancis, kemampuan mengemudi, ujian psikologi, kemampuan komputer, kemampuan jasmani, kemampuan menembak dan mengoperasikan senjata api, baik laras pendek maupun panjang.

Setelah itu, serangkaian penilaian dilakukan oleh UN sebelum pasukan Polri melaksanakan misi perdamaian di luar negeri.

Satgas Garbha FPU 4 MINUSCA ini juga katanya telah melewati proses latihan yang panjang dan telah teruji sesuai dengan standar PBB untuk pemberangkatan ke Bangui, Republik Afrika Tengah dengan masa penugasan selama 1 tahun.

Komandan Satuan Brimob Polda Sultra Kombes Pol Adarma Sinaga mengatakan kedua personel akan berangkat pada 17 September 2022.

“Mereka yang berangkat dalam misi perdamaian akan bergabung dalam Satgas Garuda Bhayangkara FPU 4 Minusca,” kata Adama. Senin (29/8/2022).

Mereka menjalani tes dan pelatihan selama lima bulan serta mendapat pengetahuan tentang United Nation dan pelatihan keterampilan taktis.

Tes terakhir adalah menjalani tradisi jalan juang, dengan menempuh jalan terjal sekitar 40 kilometer ke Puncak Halimun, Bogor.

Setibanya di Puncak Halimun, Bogor, mereka langsung mendapat pembaretan yang dipimpin langsung oleh Kadiv Hubinter Polri Irjen Pol. Johny Asadoma.

Dengan adanya penugasan dalam misi perdamaian tersebut, Kombes Pol Adarma Sinaga berharap itu bisa menjadi pengalaman berharga bagi personel Brimob Polda Sultra

“Semoga Kedua Personel Polda Sultra ini bisa melaksanakan tugas dengan baik dan mampu menjaga nama baik institusi Polri serta Nusa dan Bangsa,”pungkasnya.

Pasukan FPU 4 Minusca merupakan pasukan pertama dari Indonesia dengan pengiriman jumlah personel perempuan terbanyak.

Penilaian dilaksanakan oleh Colonel Ayman Dridi dari Tunisia dan Major Sambo Sissoukou dari Mali, keduanya merupakan anggota PBB dalam Misi Perdamaian Internasional di Afrika Tengah (MINUSCA). Kegiatan ini dihadiri oleh Kadivhubinter Polri Irjen. Pol. Drs. Johanis Asadoma, S.I.K., M.Hum., dan Karomisinter Polri Drs Krishna Murti, S.I.K., M.Si.

FPU 4 Minusca Pasukan Perdamaian Dunia, Beroperasi di Lingkungan ‘berisiko tinggi’

Formed Police Unit (FPU) Indonesia adalah satuan tugas Polri yang secara administratif pembinaan berada di bawah Biro Misi Internasional (Romisinter), Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri. Namun secara operasional, FPU Indonesia berkedudukan di bawah misi PBB.

Satgas FPU Indonesia mempunyai tugas dan wewenang sesuai mandat pada misi PBB dan FPU core duties. Three core duties atau tiga tugas utama FPU adalah melindungi personel dan fasilitas PBB, manajemen ketertiban umum, serta mendukung kegiatan operasi kepolisian di daerah misi.

Formed Police Unit Garuda Bhayangkara Indonesia memiliki kemampuan Penanggulangan Huru Hara, Search And Rescue, Penjinakan Bom, Investigasi, Intelijen, Kontra Teroris, Perlindungan VVIP, Penembak Jitu, Komunikasi Elektronik, Mekanik, Memasak dan Kedokteran dan dipimpin oleh seorang perwira menengah berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi hingga Komisaris Besar Polisi.

FPU biasanya terdiri dari 140 Personel Kepolisian, yang terlatih dan dilengkapi dengan peralatan khusus untuk bertindak sebagai unit kohesif yang mampu menyelesaikan tugas-tugas kepolisian yang tidak dapat ditangani oleh Petugas Kepolisian Individu. FPU yang terlatih dapat beroperasi bahkan di lingkungan “berisiko tinggi”.

Saat ini FPU Indonesia bertugas di dua daerah misi, yaitu UNAMID di Sudan dan MINUSCA di Afrika Tengah.

Waktu penugasan FPU Indonesia di daerah misi sekitar 1 tahun. Setelah itu, dilakukan rotasi setiap tahunnya dengan mekanisme yang ditentukan oleh PBB.

Polri telah mengirimkan pasukan FPU Indonesia ke Afrika Tengah dalam misi MINUSCA sejak tahun 2019.

FPU Indonesia MINUSCA dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 2019 tentang Pengalihan Penugasan Kontingen Garuda Bhayangkara Pada UNMISS ke MINUSCA. (red)

Komentar Pembaca