17 Kepala Desa Pesisir Serentak Melakukan Ikrar untuk Pengelolaan Perikanan Skala Kecil Berkelanjutan
KENDARIEKSPRES.COM – Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe Selatan dan Rare melaksanakan kegiatan yang berjudul Ikrar Kepala Desa di Kawasan Konservasi Perairan Teluk Moramo untuk Pengelolaan Perikanan Skala Kecil Berkelanjutan. Kegiatan ini juga memiliki tema Mendukung Ketahanan Pangan Daerah Melalui Penerapan Konservasi untuk Pengelolaan Perikanan Skala Kecil Berkelanjutan di Kabupaten Konawe Selatan. Sebanyak 59 peserta ikut dalam pertemuan ini yang dilaksanakan di Gedung Balai Pertemuan Kecamatan Moramo pada Rabu, 31 Agustus 2022.
Pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk membangun sinergitas dari para pemangku kepentingan untuk mengelola perikanan skala kecil dan mendapatkan kesepemahaman antar kepala desa terhadap pengelolaan perikanan skala kecil melalui implementasi PAAP (Pengelolaan Akses Area Perikanan) di Konawe Selatan. PAAP merupakan suatu pendekatan pengeloaan perikanan berkelanjutan untuk mengatasi fenomena penangkapan berlebih dan akses terbuka.
Program PAAP ini mulai diimplementasikan di 17 desa pesisir Konawe Selatan sejak tahun 2019.
Pada tahun 2018, program PAAP dinisiasi oleh Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Rare Indonesia. Pelaksanaan program PAAP bersama-sama dengan Dinas Perikanan Kabupaten melibatkan langsung masyarakat untuk mendorong perubahan di tingkat masyarakat. Hingga saat ini, terdapat dua (2) kelompok PAAP di Kabupaten Konawe Selatan. Kelompok PAAP yang sudah terbentuk menyusun peraturan perikanan bersama-sama agar pengelolaan perikanan skala kecil dapat berkelanjutan. Penyusunan dasar peraturan perikanan ini juga difasilitasi oleh Dinas Perikanan Kabupaten Konawe Selatan yang dilakukan secara partisipatif.
Program ini pun mendapatkan komitmen dari 17 kepala desa dan dukungan pelaksanaannya. Bentuk komitmen dan dukungan nyata yang diberikan ditunjukkan dengan pelaksanaan ikrar oleh para kepala desa. Ke-17 kepala desa pesisir akan mendukung penerapan konservasi untuk perikanan skala kecil berkelanjutan di perairan Kabupaten Konawe Selatan. Selain itu, para kepala desa ini akan membuat Peraturan Bersama Kepala Desa untuk mengatur pemanfatan ekosistem laut dan sumberdaya ikan yang lebih lestari.
Bapak Syamsul, STP, M. Si selaku Asisten III Administrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Konawe Selatan yang menghadiri pertemuan memberikan sambutan dan membuka kegiatan ini. Dalam sambutannya Bapak Syamsul, STP, M. Si menyatakan “kepala desa pesisir yang hadir merupakan penjaga kelestarian sumber daya ikan dan laut di perairan Teluk Moramo dan Teluk Kolono”.
Pada kegiatan yang dihadiri oleh berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, perwakilan kelompok, kapolsek dan danramil ini, juga dilakukan pemaparan materi tentang sosialisasi Kawasan Konservasi di Perairan Teluk Moramo oleh Bapak H. Yoni M, S, Pi., M.M sebagai Kepala Bidang Kelautan DKP Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam pemaparannya, disebutkan salah satu tujuan dari adanya penetapan kawasan konservasi di perairan Teluk Moramo mendukung ketahanan pangan daerah.
Salah satu tujuan tersebut adalah untuk melindungi dan melestarikan SDI (Sumber Daya Ikan) serta ekosistem penting di perairan Teluk Moramo dan Pulau-Pulau Kecil Sekitarnya untuk menjamin keberlanjutan fungsi ekologisnya. Penetapan kawasan konservasi ini memiliki landasan kuat yang merujuk Keputusan Kementrian Kelautan Dan Perikanan No.22 tahun 2021.
Selain itu, dalam pemaparan disebutkan tentang alat tanda batas yang berfungsi untuk mendukung pembinaan dan pengawasan perairan konservasi. Tanda batas tersebut akan disebar di beberapa titik di Kawasan Konservasi di Perairan Teluk Moramo.
Kegiatan kemudian dilanjutan dengan talkshow dengan topik permasalahan dan potensi perikanan skala kecil di kawasan konservasi perairan Teluk Moramo dan kawasan perairan di Teluk Kolono. Talkshow ini dihadiri oleh perwakilan kelompok PAAP yang turut serta menjadi narasumber. Menurut Bapak Abdul Majid selaku perwakilan Lembaga Forum Peduli PAAP Sunu Lestari menjelaskan pada 5 tahun terakhir nelayan tradisional sudah berkurang hasil tangkapannya.
Menurutnya hal tersebut terjadi karena adanya nelayan menggunakan alat tangkap yang merusak. Dan juga adanya nelayan luar menggunakan alat tangkap moderen yang bersaing dengan nelayan tradisional, sehingga membuat daerah tangkapan nelayan tradisional jauh dari biasanya.
Kemudian, Bapak Jawastullah sebagai perwakilan dari Forum Peduli Laut Teluk Kolono turut menyampaikan “program PAAP mendukung masyarakat pesisir agar saling gotong royong dan bekerjasama untuk menjaga, mengatur dan memanfaatkan sumber daya perikanan baik di Teluk Kolono maupun di Teluk Moramo”.
Hal senada disampaikan oleh Bapak Wayan Darma, S.TP., M. AP, selaku Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Konawe Selatan tentang alat tangkap yang tidak ramah lingkungan merusak eksosistem terumbu karang di perairan Teluk Moramo dan Teluk Kolono. Bapak Wayan Darma, S.TP., M. AP juga menyampaikan apartemen ikan bisa membantu kelestarian sumber daya ikan dan didukung dengan pengolahan hasil tangkapan untuk meningkatkan nilai jual sehingga membantu pendapatan rumah tangga nelayan.
Perhatian beliau terhadap nelayan yang tidak ramah lingkungan, menurutnya perlu dilakukan pengawasan secara bersama-sama dan sinergis dengan pemangku kepentingan terkait seperti babinsa dan bhabinkamtibmas agar terciptanya perikanan skala kecil yang lestari dan berkelanjutan.