Kemajemukan agama dan keyakinan yang ada di Indonesia, pada hakekatnya merupakan aset yang sangat berharga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Terwujudnya umat beragama yang hidup rukun merupakan harapan seluruh masyarakat Indonesia yang plural. Kerukunan dalam keragaman patut terus dijaga.
KENDARIEKSPRES.COM – GUBERNUR Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) H. Ali Mazi, SH., memberikan sambutan pada acara Rapat Koordinasi Daerah Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2022, di Hotel Claro, Kendari 20 September 2022.
Turut hadir Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementerian Agama Republik Indonesia, Dr. H. Wawan Djunaedi, MM; Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, Asrun Lio; dan Kepala Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Sultra, Dr. Drs H. Izzuddin Hm, S.H., M.H.; Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Prov Sultra, Drs. H.A.Rustam Tamburaka, M.Si.; Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sultra, H. Zainal Mustamin, S.Ag., MA.
Turut hadir pula Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Sultra bersama segenap Pengurus FKUB Provinsi Sultra; para Ketua FKUB Kabupaten/Kota, serta segenap Pengurus Daerah FKUB se-Sultra; dan para Pimpinan Lembaga Keagamaan se-Provinsi Sultra, serta para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dan para Pimpinan Instansi Vertikal (Kementerian/Lembaga) lingkup Wilayah Sulawesi Tenggara.
Kemajemukan agama dan keyakinan yang ada di Indonesia, pada hakekatnya merupakan aset yang sangat berharga bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Terwujudnya umat beragama yang hidup rukun merupakan harapan seluruh masyarakat Indonesia yang plural. Kerukunan dalam keragaman patut terus dijaga. Apalagi, dunia juga menilai Indonesia sebagai model terbaik dari konsep masyarakat rukun yang multikultural. Keragaman perlu disyukuri. Keragaman tidak diminta, melainkan pemberian Tuhan, bukan untuk ditawar tapi untuk diterima. Di tengah keberagaman, Indonesia masih berdiri kokoh, bersatu terus bergerak maju, mengejar negara-negara lainnya di dunia, yang lebih dulu maju.
Tugas penguatan kerukunan umat beragama di samping dilakukan oleh pemerintah, juga dilakukan oleh para tokoh agama. Karena para tokoh agama ini merupakan modal yang berharga bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan kerukunan umat beragama.
“Selaku Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, saya sangat mengapresiasi diadakannya kegiatan Rapat Koordinasi Daerah Forum Kerukunan Umat Beragama, karena merupakan bentuk komunikasi efektif yang tidak menyinggung masing-masing agama, sehingga hasilnya dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Daerah dan Forum Kerukunan Umat Beragama,” kata Gubernur Ali Mazi.
Gubernur Ali Mazi menilai Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) merupakan miniatur kebinekaan Indonesia. Untuk itu, Gubernur Ali Mazi berharap, tidak ada satu pun yang ditinggalkan atau pun dipinggirkan. Forum Kerukunan Umat Beragama hendaknya menjadi tenda bangsa yang mengayomi semua umat beragama dari beragam kelompok. Komitmen ini harus tertanam kuat dalam kesadaran para tokoh dan aktivis Forum Kerukunan Umat Beragama di semua tingkatan.
Berkenaan dengan itu, pemerintah mendukung agar peran-peran Forum Kerukunan Umat Beragama semakin optimal dalam menyemai nilai-nilai moderasi beragama. Moderasi beragama merupakan pilihan yang tepat dan selaras dengan jiwa pancasila di tengah adanya gelombang ekstremisme di berbagai belahan dunia, demi terciptanya toleransi dan kerukunan, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Moderasi dapat diukur dalam empat indikator diantaranya “Toleransi, Anti Kekerasan, Komitmen Kebangsaan, serta Pemahaman dan Perilaku Beragama yang Akomodatif Terhadap Budaya Lokal atau Konteks Indonesia yang Multi-Kultural dan Multi-Agama”.
“Untuk itu, keempat indikator tersebut harus selalu dijaga dan dilaksanakan oleh seluruh elemen masyarakat sebagai upaya menciptakan kerukunan berbangsa dan bernegara yang berkelanjutan,” lanjut Gubernur Ali Mazi.
Disadari bersama, bahwa tantangan kehidupan beragama, kian hari kian berat. Kehadiran media sosial dalam mewarnai kehidupan beragama dewasa ini, tidak bisa diabaikan. Tidak jarang, media sosial membawa toksik, membawa racun, seperti berita hoaks dan ujaran-ujaran kebencian yang justru menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu, dibutuhkan figur tokoh-tokoh agama yang mempersatukan, tokoh-tokoh agama yang merangkul, tokoh-tokoh agama yang piawai melunakkan perbedaan pilihan dan paham menjadi kekuatan sehingga umat tidak terjebak pada pandangan-pandangan yang ekstrem dan melegalkan kekerasan.
Kita semua mendukung bahwa keharmonisan antar umat beragama dan internal umat agama adalah tujuan utama dari kerukunan beragama, demi tercipta masyarakat yang bebas dari ancaman kekerasan dan konflik agama.
“Melalui kesempatan ini, saya selaku Pimpinan Daerah kembali menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas kerja para penggerak dan aktivis kerukunan umat beragama dalam merawat kerukunan dan toleransi di masyarakat, terutama di level akar rumput, semoga kita dapat terus menciptakan kehidupan berbangsa yang kondusif dan harmonis,” ujar Gubernur Ali Mazi.
Semoga kegiatan ini menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang selanjutnya dapat ditindaklanjuti untuk memaksimalkan peran Forum Kerukunan Umat Beragama dalam membangun kehidupan beragama yang damai harmonis, beradab dan bermartabat di Provinsi Sulawesi Tenggara. [SGJ10]