Masuki Usia 50 Tahun, Anton Timbang Makin Sayang Keluarga

1,781

KENDARIEKSPRES.COM, – Pengusaha sukses yang juga Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra), Anton Timbang berkumpul bersama sahabat, kerabat dan keluarganya di hari ulang tahunnya yang ke-50, yang digelar pada Kamis malam 24 November 2022 di Ballroom Hotel Claro Kendari.

Dalam perayaan ulang tahun tersebut, Ketua umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Sultra itu tampak tersenyum dan bahagia atas banyaknya ucapan dan doa baik yang diterimanya.

Terlihat juga beberapa tokoh masyarakat dan pengusaha-pengusaha muda Kendari yang turut hadir di pesta ulang tahun AT, sapaan akrab Anton Timbang.

Didampingi oleh sang istri tercinta Yulita Tangke dan keempat anaknya, kehangatan dan kebersamaan begitu terasa dalam pesta ulang tahun AT, yang dirangkaikan dengan peringatan anniversary 29 tahun pernikahan AT dengan Yulita Tangke.

Dalam kesempatan itu, Yulita Tangke menceritakan getirnya kehidupan yang dilaluinya bersama suami tercinta Anton Timbang. Kata dia, untuk menghidupi keluarga, Anton Timbang dari dulu tidak pilih-pilih pekerjaan, dia sosok pekerja keras dan pantang menyerah.

Untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya Anton Timbang pun harus ikut serta dalam pergulatan perekonomian dengan menjadi sopir mikrolet.

“Semua pekerjaan dilakoni, pernah menjadi sopir mikrolet sampai ia berhasil menjadi sosok kreatif inspiratif seperti saat ini,” ujar Yulita.

Di awal pernikahannya bersama Anton Timbang, Yulita menceritakan kondisi perekonomian keluarganya yang tak baik-baik saja. Perjalanan panjang telah dilalui bersama Anton Timbang. Dulu dia dan suami sempat mengalami kehidupan yang tak mudah.

Setelah Yudhi Mahardika lahir, keluarga kecil itu numpang di rumah keluarga. Saat itu AT masih ikut bekerja serabutan, salah satunya di perusahaan kontraktor. Kala itu AT sempat dilarikan ke Rumah Sakit dan menjalani rawat inap.

Karena belum gajian, Anton Timbang tidak punya dana untuk membayar biaya perawatan di Rumah Sakit. Yulita pun mencoba untuk meminta gaji lebih awal di tempat suaminya bekerja.

“Kamu pergi dulu ke Bos saya, kalau bisa panjar dulu gajinya, biar kita bisa bayar dulu biaya Rumah Sakit,” kata AT kepada Yulita, saat itu.

Tapi setelah menemui Bos suaminya itu, seketika Yulita merasa bumi tempatnya berpijak seolah berhenti berputar, jantung berhenti berdetak, lemah seolah tanpa darah. Ia merasa sangat terpukul. Pasalnya, perusahaan tempat Anton Timbang bekerja tidak bisa memberikan panjar gaji suaminya untuk biaya pengobatan AT di rumah sakit kala itu.

“Tapi, justru itu semua menjadi pemicu Bapak untuk memperbaiki perekomian keluarga, dan sejak itu Bapak resign dari perusahaan tersebut dan mencoba peruntungannya di tempat lain. Dia mulai kembali dari awal lagi, dengan menjadi sopir mobil sampai jadi kontraktor hingga jadi seperti saat ini,” ujar Yulita.

Yulita mengungkapkan meskipun dalam serba keterbatasan ekonomi, jiwa sosial suaminya sudah ada sejak dulu.

” Jiwa sosial bapak itu sudah ada sejak dulu. Dan tidak berubah sampai sekarang,” ungkapnya.

Lanjut Yulita bilang, meskipun sibuk dengan pekerjaannya, selain sebagai Ketua Kadin Sulawesi Tenggara dan juga menjadi Ketua Satgas Percepatan Investasi Wilayah Sulawesi. Dimana pun AT berada, AT tetap meluangkan waktu untuk video call dengan keluarga.

“Bapak (Anton Timbang, red) sebagai suami dan ayah bagi keempatnya anaknya itu, dia amat mementingkan keluarga, tiap malam mesti video call dulu. Keutamaan kini adalah kebahagiaan anak-anak dengan perhatian kasih sayang buat mereka,” kata Yulita.

Yulita mengatakan, dirinya bersama keempat anaknya sangat mensupport dengan kegiatan-kegiatan Anton Timbang saat ini. Selain berharap Anton Timbang diberikan kesehatan dan umur panjang, Yulita berharap Anton Timbang tetap jaya dan sukses di usianya yang sudah kepala 5 ini. Tambah Yulita di momen Anniversary ke-29 tahun pernikahannya ini, AT semakin sayang dengan keluarga dan semakin dekat sama tuhan.

“Kami selalu mensupport apa yang terbaik untuk Bapak, kami mendoakan Bapak semakin sayang dengan Keluarga dan semakin dekat dengan Tuhan, Aamiin,” tutup Yulita.

Di hari istimewanya ini, salah satu momen menarik ialah anak ketiga Anton Timbang,
Vania Nathania Eliza ikut menampilkan tarian tradisional sulawesi tenggara yakni Tari Wetina.

Tari Wetina artinya dalam bahasa tolaki, adalah perempuan sebagai benteng negeri. Tari ini menggambarkan sosok wanita ksatria tolaki dalam membentuk negerinya dan sekaligus sebagi pertahanan diri. Namun mereka tetap mencerminkan kepribadian dengan kodrat sebagai seorang wanita. Wanita dalam kehidupan dunia dikenal sebagai wanita yang lemah. Namun harus tetap harus menjaga diri dari berbagai halangi dan rintangan. (Ikhsan)

Komentar Pembaca