KENDARIEKSPRES.COM, – Pada perdagangan kemarin harga nikel ditutup di US$29,395 per ton, Berdasarkan pantauan di London Metal Exchange (LME) pada Selasa, (15/11/2022) harga nikel dibuka di angka US$27.000 per ton.
Harga nikel internasional saat ini nyaris menyentuh US$.30.000 per ton, hal tersebut tentunya berdampak baik bagi para pengusaha khususnya para penambang nikel. Namun dikabarkan dengan harga yang baik ternyata masih adanya sentimen negatif dari negara China.
Yaitu adanya kelonggaran kebijakan penangan covid-19. Menurut Analis BRI Danareksa Sekuritas Hasan Barakwan, pada Jumat lalu China akan mengurangi jangka waktu karantina untuk pelancong internasional dalam dua hari.
Menurutnya, ini disebabkan rekalsasi ini penting karena China menyumbang sekitar 50% dari permintaan logam dasar. Selain itu, kondisi keseimbangan pasar nikel saat ini mencerminkan kondisi China yang bergelut dengan kebijakan Covid-19, yang membuat pasar perumahan dan konstruksi domestik di negara tersebut mengalami kontraksi.
Tentunya hal ini merupakan angin segar bagi harga nikel. Pembukaan kembali perekonomian China akan berdampak signifikan bagi pasar baja nirkarat dan juga nikel. Hasan menyebut, produksi baja nirkarat masih menyumbang 70% dari konsumsi nikel secara keseluruhan. Buktinya, sentimen positif ini mampu membantu mendongkrak harga nikel di London Metal Exchange (LME) yang naik lebih dari 5% pada Jumat lalu.
Selain itu Analis Panin Sekuritas Felix Dermawan menilai, sentimen ini sangat positif bagi nikel yang berasal dari negara China, seiring adanya spekulasi pelonggaran restriksi sosial.
“Untuk proyeksi kami sendiri di harga nikel kisarannya di US$ 22.000 sampai US$ 25.000 per ton,” kata Felix.
Proyeksi harga nikel yang solid akan berdampak bagi kinerja emiten penambang nikel. Menurut Felix, perolehan laba emiten pada kuartal keempat akan dapat sedikit membaik. Kemungkinan akan ada sedikit penurunan beban produksi karena terdapat penurunan harga bahan bakar.
Namun di sisi Shanghai menyatakan bahwa logam dasar LME dan SHFE ditutup bervariasi semalam. Di satu sisi, Wakil Ketua Fed Brainard mengatakan dia mungkin akan segera memperlambat laju kenaikan suku bunga dan akan menilai seberapa tinggi suku bunga harus naik. Tapi kenaikan indeks dolar AS juga menekan logam dasar sampai batas tertentu.
Di sisi pasokan, dipengaruhi oleh perbedaan harga antara harga berjangka domestik dan luar negeri, impor spot mengalami kerugian besar, dan volume bea cukai baru-baru ini lebih rendah dari yang diharapkan. Dalam hal NPI, kebijakan tarif Indonesia dapat menyebabkan penurunan substansial dalam aliran masuk NPI Indonesia selanjutnya ke China, yang secara bertahap memperketat pasokan pasar.
Pada saat yang sama, di bawah dukungan biaya, pabrik NPI mempertahankan harganya. Dari sisi permintaan, menurut riset SMM, pada Jumat dan Sabtu lalu, transaksi spot sedang panas, dan harga sering naik. Setelah itu, perdagangan pasar intraday menjadi sedikit kendur.
Dari segi biaya, harga NPI tetap datar, dengan sedikit transaksi di pasar. Permainan antara pembeli dan penjual masih berlangsung, dan harga bijih nikel naik, sehingga pabrik NPI kurang mau melakukan pengiriman. Diharapkan harga NPI akan tetap stabil dalam jangka pendek.
Permintaan kaku untuk nikel murni dari perusahaan paduan militer masih ada, namun permintaan dari sektor paduan sipil menurun.
Singkatnya, pasokan dan permintaan nikel murni saat ini masih lemah, tetapi harga nikel masih akan berfluktuasi secara liar karena faktor-faktor yang terkait dengan pemberitaan media massa. (nikel.co.id)