KENDARIEKSPRES, – Maraknya kasus penculikan di berbagai daerah membuat masyarakat kian berhati-hati dalam menjaga anggota keluarganya, khususnya pada anak-anak. Fakta dari sejumlah kasus di bergagai wilayah atau daerah, seperti di Jakarta, Cilegon, Pandeglang, Bogor dan sejumlah daerah lainnya, membuktikan bahwa pelaku culik menargetkan anak-anak sebagai korbannya.
Di beberapa kasus yang terungkap, anak-anak korban culik dijadikan ‘mesin’ pencari uang. Korban dipaksa mengemis di pinggir jalan bahkan yang lebih parah, dijadikan hasrat pelampiasan seksual.
Kendati demikian aparat kepolisian tetap melakukan berbagai upaya agar setiap kasus penculikan yang dilaporkan dapat diungkap.
Seiring dengan maraknya isu penculikan, masyarakat saat ini kerap mendapat terror hoaks melalui konten atau informasi yang beredar di media sosial maupun di pesan WhatssAp (WA). Oleh karena itu, kepolisian tetap meminta kepada masyarakat agar tidak termakan informasi yang tidak benar atau hoaks.
Terlebih, di Sorong Papua Barat seorang wanita tewas dibakar setelah seorang warga menuduhnya sebagai penculik. Namun setelah dilakukan penyelidikan, wanita tersebut bukanlah penculik. Kasus tersebut menjadi bukti bahwa masyarakat dimana pun berada, merasakan kekhawatiran yang begitu tinggi terhadap kasus penculikan anak.
Baru-baru ini, Polda Jabar merilis sebuah e-flyer yang berisi imbauan kepada masyarakat terkait maraknya isu penculikan.
Imbauan itu berisikan beberapa poin yang perlu diperhatikan oleh masyarakat agar tidak menjadi korban penculikan.
Berikut isinya:
Himbauan!!!
Polda Jawa Barat
Antisipasi Penculikan Anak
– Masyarakat untuk tenang dan tidak panik
– Jangan percaya hoax sebelum mengetahui faktanya
– Berikan pemahaman kepada anak agar waspada dan tidak mudah terpengaruh orang tak dikenal
– Mengawasi anak apabila di luar rumah dan tidak menggunakan barang mewah atau mencolok
– Apabila melihat orang yang mencurigakan, segera lapor petugas terdekat. (VOI)