PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Incar Tambang Nikel di Sulawesi Tenggara
KENDARIEKSPRES, – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) sedang mengincar untuk mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi. Tambang itu direncanakan untuk memasok kawasan industri terpadu yang disiapkan untuk memproduksi baterai kendaraan listrik.
BNBR meluncurkan konsorsium pada bulan lalu dengan perusahaan energi, China Envision dan raksasa komoditas global, Glencore untuk menjajaki investasi ke kawasan industri untuk rantai pasokan nikel global. Hal itu sebagaimana
diberitakan Channel NewsAsia melansir Reuters. CEO BNBR Anindya Bakrie mengatakan pada sebuah forum di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos pekan lalu, kawasan seluas 2.000 hektare (hampir 5.000 hektare) yang direncanakan akan membutuhkan investasi senilai US$ 9 miliar untuk segala sesuatu mulai dari peleburan nikel hingga pembuatan baterai.
Sementara itu, Direktur Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas (anak usaha BNBR) Gilarsi W Setijono mengatakan BNBR berencana untuk mengakuisisi tambang nikel di Sulawesi Tengah atau Tenggara untuk memasok kawasan industri tersebut.
“(Tambang itu akan) memiliki cadangan yang cukup untuk sekitar 140 gigawatt-jam (baterai) dalam 25 tahun ke depan,” katanya kepada wartawan, tanpa mengungkapkan rincian lebih lanjut.
Konsorsium, yang disebut Indo-pacific Net-zero Battery-materials Consortium (INBC), telah menetapkan target untuk mulai memproduksi prekusor berbasis nikel – yang digunakan untuk membuat baterai EV – pada tahun 2026, dengan kapasitas tahunan setara dengan 120 GWh untuk dijual ke pasar Inggris dan Eropa, sebagaimana dikatakan Gilarsi.
Ini juga bertujuan untuk menghasilkan baterai EV senilai 20 GWh per tahun pada tahun 2028 untuk pasar domestik dan ekspor.
Konsorsium akan meluncurkan studi pra-kelayakan pada bulan Maret dan memperkuat investasi masing-masing perusahaan setelah itu. Gilarsi menyatakan bahwa Grup Bakrie berharap menjadi pemegang saham pengendali.
Sementara itu, Gilarsi juga menyebut, VTKR berencana untuk meluncurkan penawaran umum perdana (IPO) senilai U$ 60 juta pada paruh pertama tahun 2023 untuk berinvestasi dalam produksi kendaraan listriknya sendiri. (**)