Istana Dukung Ganjar, Prabowo Subianto Bak ‘Kartu Mati’ Jika Maju Jadi Calon Presiden 2024?
KENDARIEKSPRES, – Usai Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo diumumkan sebagai calon presiden, banyak pengamat yang kemudian menerka arah politik Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dalam menghadapi Pilpres 2024.
Sebagian dengan yakin mengatakan bahwa Prabowo Subianto juga akan maju sebagai calon presiden (Capres) dan sebagian lainnya menyatakan bahwa Prabowo akan menjadi calon wakil presiden (Cawapres) dari Ganjar Pranowo yang sebelumnya sudah diusung oleh PDIP Perjuangan (PDIP).
Menanggapi hal tersebut, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan bahwa Prabowo Subianto ada di posisi yang sulit untuk maju sebagai calon presiden. Menurutnya, hal ini terjadi karena istana tidak mungkin mendung Ganjar dan Prabowo secara bersamaan.
“Tentu hari-hari belakangan ini Prabowo Subianto itu akan galau sekali. Kenapa galau? Sederhananya, tidak mungkin istana meng-endorse (mendukung) dua orang sekaligus dalam satu kompetisi, pasti ada preferensi. Kalau bicara preferensi, jelas istana lebih memilih Ganjar Pranowo,” kata Refly Harun dalam kanal Youtube-nya, dikutip pada Kamis (27/04/23).
Ia berpendapat bahwa Ganjar Pranowo adalah sosok yang paling diinginkan oleh Presiden Joko Widodo. Sementara itu, menurutnya Prabowo Subianto hanya dijadikan alat tawar-menawar (bargaining) antara istana dan PDI Perjuangan (PDIP).
Selain itu, Refly Harun menyatakan bahwa meskipun sudah ada Perjanjian Batu Tulis antara Megawati dan Prabowo Subianto pada tahun 2009, hal ini tidak semata-mata membuat PDIP mendukung Prabowo untuk maju sebagai calon presiden.
“Kalau (perjanjian) itu terjadi, sebenarnya Prabowo (jadi) presiden. Tapi rupanya Prabowo dalam tanda kutip berbesar hati dan terakhir langkah kudanya adalah mendekati kekuasaan agar didukung. Faktanya kekuasaan juga tidak meng-endorse dia, tetapi mendukung Ganjar Pranowo,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia memberikan skenario peta dukungan apabila ada tiga Capres yang maju, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
“Skenarionya, Ganjar versus Prabowo versus Anies Baswedan. Maka dukungan istana ada pada dua orang (untuk) melawan Anies. Justru di sini Prabowo ada di posisi yang terjepit. Massa Jokowi tidak turun ke dia dan massa dia sebagian diambil oleh Anies Baswedan,” ungkapnya.
Refly Harun menjelaskan bahwa apabila skenario tersebut benar terjadi, maka posisi Prabowo seperti ‘kartu mati’ karena kemungkinan tidak akan lolos ke putaran kedua pemilihan presiden. (Wartaekonomi)