Warga Amohalo Keluhkan Jalan Rusak, Harmawati Kadir Janjikan Perjuangan di DPRD

126

Kendari, – Anggota Komisi IV DPRD Sulawesi Tenggara, Apt. Dra. Hj. Harmawati Kadir, M.Kes, menggelar reses di Kampung Amohalo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, pada Jumat (31/1/2025). Dalam pertemuan tersebut, ia menyerap aspirasi masyarakat terkait persoalan gizi anak dan infrastruktur desa.

Di pelataran rumah seorang warga, Harmawati berdialog dengan ibu-ibu yang resah akan kondisi stunting di kampung mereka. Ia menjelaskan bahwa stunting bukan sekadar persoalan makanan, tetapi juga pola asuh dan pemahaman tentang gizi sejak dini.

“Tanah kita subur, laut kita kaya. Tapi kenapa anak-anak kita masih kekurangan gizi?” katanya. Harmawati yang juga Dewan Pakar Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Sultra menegaskan pentingnya perbaikan pola makan dan kesehatan ibu sejak remaja untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan cerdas.

Di sisi lain, Ketua Kelompok Tani Kampung Amohalo, Arif, mengungkapkan persoalan yang dihadapi petani, terutama ancaman banjir yang sering merusak sawah. “Kami butuh tanggul dan sumur bor yang bisa diakses bersama, bukan hanya di dalam pekarangan rumah warga,” ujarnya.

Lurah Baruga, Burhanuddin, menambahkan bahwa kawasan persawahan seluas 200 hektare di Amohalo telah ditetapkan sebagai kawasan pertanian berkelanjutan oleh Kementerian Pertanian. Namun, ia menyoroti buruknya kondisi infrastruktur yang menghambat produktivitas.

“Jalan yang berlubang membuat perjalanan ke kampung ini lebih lama. Yang seharusnya hanya lima menit, kini bisa mencapai 30 menit. Pengaspalan 800 meter yang dilakukan di masa Asmawa Tosepu semoga bisa terus berlanjut,” kata Burhanuddin.

Menanggapi hal itu, Harmawati menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan pembangunan infrastruktur di Amohalo, termasuk jalan dan sarana irigasi bagi petani. “Saya tidak akan berhenti di sini. Ini bukan sekadar janji, ini adalah amanah,” tegasnya.

Seiring senja yang kian merayap di ufuk barat, warga mengiringi kepergiannya dengan harapan besar. Di antara desir angin yang berhembus di sawah, ada impian agar pembangunan di Amohalo tak lagi tertinggal.**

Komentar Pembaca